Pendidikan adalah kebutuhan manusia semenjak Adam dan Hawa di ciptakan sampai sekarang. Pendidikan akan memberikan dampak pada kemajuan peradaban manusia. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga terciptalah sebuah sistem (pola transfer ilmu dan emosional) yang mengikat antara guru dan murid.
Sikap tegas yang dilontarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan H Badaruddin mengenai pembenahan kualitas pendidikan dengan memberikan sanksi kepada kepala sekolah dan guru merupakan sebuah arogansi. Dimana sikap ini bertujuan untuk mengingatkan dan membina sekolah agar lebih memacu kinerja meningkatkan pendalaman materi pelajaran yang diujikan pada Unas sehingga memperbesar peluang kelulusan siswa tahun ini jika tidak mencapai 100 persen (Tribun Kaltim,
Kepala sekolah, Guru, dan murid merupakan satu kesatuan dalam sekolah. Sekolah adalah tempat proses sosialisasi pendidikan yang memegang peranan dalam perbaikan budi pekerti luhur. Sedangkan dalam proses sosialisasi pendidikan saat ini yang berkualitas hanya diukur kasat mata seperti nilai yang bagus, menguasai seluruh materi pelajaran, murid selalu rangking satu, selalu menurut apa kata guru dan sebagainya. Jika ini terjadi maka yang ada adalah sekolah membentuk murid yang pasif kreatif, penjilat, bahkan pecandu pendidikan.
Sekolah jaman dahulu dan jaman sekarang berbeda atmosfirnya. Ambil contoh, dijaman era pra kemerdekaan sangat terbatas fasilitas pendidikannya. Sekolah jaman dahulu mengalami banyak kekurangan. Adanya stratifikasi antara penjajah, warga non pribumi (ex : warga arab dan china) dan warga pribumi sendiri. Perbedaan pelayanan pendidikannya yang sengaja diatur sesuka hati oleh penjajah sangat mendiskriminasikan posisi warga pribumi. Maka tidak heran jika pada tahun 1928an muncul semangat meraih posisi setara dan mempersatukan bangsa. Karena pemuda saat itu sadar akan himpitan ketidakadilan memperoleh pendidikan. Untuk mengapai itu semua para pemuda saat itu mau bekerja keras dengan sekolah secara diam-diam ( underground of school ). Semangat inilah yang patah pada saat ini. Karena murid sekolah jaman sekarang sudah berada di era serba instant. Teknologi yang semakin canggih membawa murid era sekarang terkesan dimanjakan. Inginnya hidup bergaya modern dan berhura-hura. Tidak bisa mengatur waktu belajar dan waktu bermain. Disaat jam belajar dihabiskan untuk bermain Playstation, Game Online dan Internet. Jika tidak dibelikan sepeda motor marah-marah pada orang tua. Tidak dibelikan Hand Phone mengancam minggat dari rumah. Malu masuk sekolah karena teman-teman sekolahnya difasilitasi dengan barang-barang mewah nan canggih oleh orang tua temannya yang kaya. Resiko inilah yang dihadapi bangsa ini ketika tidak siap masuk era serba instant yakni degradasi mentalitas pelajarnya.
Kembali lagi pada persoalan sikap ancaman Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan kepada Kepala sekolah dan guru di
Ini adalah tugas bersama dalam menyelesaikan permasalahan membendung